Akibat pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia saat ini membuat Pemerintah Arab Saudi membatasi jumlah jamaah haji tahun 2020.
Pelaksanaan Haji tahu ini akan dilaksanakan terbatas khusus untuk jamaah lokal dari warga negara manapun yang sudah menetap di Saudi lama sebelum pandemi, dan jumlah jamaah dibatasi hanya 1000 orang bahkan bisa kurang dari itu.
Menyikapi hal tersebut Taj Yasin Maimoen Wakil Gubernur Jateng yang juga putera Ulama Kharismatik Alm. KH Maimoen Zubair teringat keterangan sang ayah ketika sedang mengaji kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghozali.
Ketika Mbah Moen membaca kitab tersebut dan sampai pada redaksi:
قال صلى الله عليه وسلم: إن الله عز وجل قد وعد هذا البيت أن يحجه كل سنة ستمائة ألف، فإن نقصوا أكملهم الله عز وجل من الملائكة.
Mbah Moen menjelaskan bahwa Allah SWT telah berjanji kepada Ka’bah bahwa setiap tahunnya akan dikelilingi dengan berhaji oleh orang sebanyak enam ratus ribu.
Bila kurang dari jumlah tersebut, Allah akan menggenapkan kekurangan tersebut dengan Rijalul Ghoib atau Malaikat.
Bila lebih dari jumlah itu, maka Allah akan melakukan sesuai dengan kehendaknya.
Mbah Maimoen Zubair mengutip dawuh Mbah Ahmad bin Syu’aib: “Nek luwih, Akeh sing mati”. (Bila lebih dari jumlah itu, maka banyak yang mati).
Demikian penjelasan Mbah Moen seperti yang ditulis Gus Taj Yasin dalam postingan facebook pribadinya @Taj Yasin Maimoen.
Diceritakan saat berumur 23 tahun, Mbah Maimoen melaksanakan haji bersama kakek beliau KH Ahmad bin Syu’aib pada tahun 1950, yang saat itu jama’ah haji kurang dari enam ratus ribu.
Mbah Ahmad bin Syu’aib setiap malam selalu melakukan thowaf, dan saat itu beliau melihat banyak Rijalul Ghoib/malaikat ikut thowaf.
Peristiwa tersebut kini kemungkinan besar akan terulang kembali setelah 70 tahun sejak tahun 1950 Mbah Moen mengalami peristiwa tersebut.
Jika jamaah haji terbatas berjumlah kurang dari 600 ribu orang diyakini akan banyak Rijalul Ghoib yang turun untuk berhaji, wali-wali Allah akan banyak terlihat.
Melaksanakan Haji Hukumnya Fardlu Ain bagi setiap orang yang mampu dan belum berhaji.
Selain itu haji juga Fardlu Kifayah bagi seluruh umat muslim di penjuru dunia dari segi memuliakan Ka’bah dengan ibadah thowaf.
Apabila sudah ada satu orang saja yang melakukan haji, maka Fardlu Kifayah tersebut telah gugur bagi umat muslim di dunia.
“Meskipun Pemerintah Indonesia memutuskan tidak memberangkatkan haji pada tahun ini, kita sebagai warga negara Indonesia tidak terkena dosa karena sudah ada negara lain yang membuka pintu haji walaupun terbatas,” pungkas Gus Taj yasin
Sumber : pikiran-rakyat.com
Response (1)