Mengenal Sejarah Puasa dan Ibadah Ramadhan Pertama Kali di Dunia

Sebentar lagi, umat Muslim di seluruh dunia akan menyambut bulan Ramadhan. Bulan ini menjadi salah satu bulan suci dalam kalender Islam.
Dalam hadist riwayat Bukhari, Nabi Muhammad bersabda amalan ibadah yang dilaksanakan di bulan Ramadhan akan dilipat gandakan. Umat muslim pun berlomba-lomba melaksanakan ibadah untuk meraih pahala di bulan suci ini.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipat gandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat.

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku.

Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan, yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.”

Nah, bagaimana sejarah pelaksanaan ibadah di bulan Ramadhan?

1. Pengertian

Dikutip dari History Extra, Ramadhan memiliki arti ‘panas yang menyengkat’ atau menggambarkan musim yang berlangsung pada bulan itu sangat panas. Ramadhan pun dimasukkan menjadi nama bulan dalam Kalender Arab sebelum agama Islam datang.

Dalam kalender Islam, Ramadhan masuk menjadi bulan ke-9 setelah bulan Syaban. Untuk mengetahui kapan masuknya bulan Ramadhan, seseorang harus melihat bulan untuk atau hilal dengan mata telanjang.

2. Puasa

Puasa menjadi salah satu ibadah wajib umat Islam saat memasuki bulan Ramadhan. Bentuk ibadah ini adalah menahan hawa nafsu, serta lapar dan haus yang dapat membatalkan puasa.

Ternyata praktik puasa telah dilaksanakan sebelum agama Islam datang. Allah SWT dalam Quran surat Al-Baqarah ayat 3 berfirman sebagai berikut:

Arab: مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Latin: yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba ‘alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba ‘alallażīna ming qablikum la’allakum tattaqụn

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Sementara itu, Nabi Muhammad menerima wahyu dari Allah SWT selama 23 tahun lamanya. Perintah beribadah puasa di bulan Ramadhan selama satu bulan penuh baru diterima Rasulullah di setengah dari periode itu.

Rasulullah bersama umat Muslim pun melaksanakan ibadah puasa setelah hijrah ke Madinah pada tahun 622 masehi. Pelaksanaannya dilakukan dengan sahur atau bangun dan makan sebelum azan Subuh.

Kemudian, umat Islam akan menahan diri dari hawa nafsu, seperti berhubungan suami-istri, makan, dan minum. Hal itu dilakukan hingga matahari terbenam dan waktunya berbuka puasa.

3. Tarawih

Ibadah yang biasa dilakukan di bulan suci Ramadhan lainnya adalah tarawih. Ibadah ini merupakan sunnah atau tidak wajib dan dilakukan selepas salat Isya.

Rasulullah melaksanakan ibadah ini selama beberapa tahun terakhir sebelum meninggal dunia. Tarawih dilakukan Rasulullah dan sahabat di masjid.

Hanya saja, Rasulullah khawatir ketika jumlah jamaah yang mengikuti salat tarawih bertambah akan dianggap sebagai kewajiban. Ia pun melanjutkan salat di dalam rumah.

4. Zakat

Di bulan suci ini, Rasulullah juga mewajibkan agar umat Islam yang mampu memberi makan kepada fakir miskin atau dikenal sebagai zakat Fitrah. Batas menunaikan zakat fitrah dilakukan hingga sebelum salat Id dilakukan.

Adapun, kadar zakat fitrah adalah 2,5 kg atau 3,5 liter beras per orang. Namun, beras atau makanan bisa diganti dalam bentuk uang setara dengan beras 2,5 kg atau 3,5 liter.

Selain itu, memberikan makanan untuk berbuka puasa kepada yang kurang mampu juga menjadi bentuk zakat di bulan Ramadhan.

5. Idul Fitri

Rangkaian ibadah Ramadhan ditutup dengan pelaksanaan Idul Fitri atau artinya tidak berpuasa. Mengawali pelaksanaan ini, umat Islam akan melakukan ibadah salat Id.

Semasa Nabi Muhammad hidup, pagi Idul Fitri dilakukan dengan menyantap kurma. Namun, kemudian tradisi-tradisi unik mulai berkembang di daerah-daerah dalam menyambut perayaan Idul Fitri. Di Indonesia misalnya, tradisi Idul Fitri dengan memasak makanan daerah, seperti opor ayam, rendang, hingga ketupat.

Response (1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *