Buya Yahya mengatakan, di dalam mimpi bertemu Rasulullah itu ada keterangan.
“Begitulah Allah beri keterangan. Kalau anda belum mimpi, ya belum tahu. Kalau sudah mimpi, tahu. Padahal gak pernah ngeliat Nabi tapi bermimpi.”
“Tiba-tiba di dalam mimpi kita, kita meyakini itu Rasulullah, Nabi Muhammad SAW,” jelas Buya Yahya.
Maka, kata Buya Yahya, jika bermimpi Rasulullah dan tidak sesuai dengan sifat-sifat yang pernah kita dengar, itu artinya kita yang masih mempunyai banyak hijab.
“Bukan Nabi yang kurang, tapi kacamatamu yang masih ada hijabnya. Tinggal kita bersihkan. Ada maksiat yang masih kita lakukan,” ujar Buya Yahya.
Jadi, bila bermimpi Nabi Muhammad SAW, kata Buya Yahya, maka benar itu adalah Rasulullah.
“Tidak usah ragu. Benar bahwa itu Nabi Muhammad. Tapi kok tidak sempurna bentuk dari Nabi? Jadi koreksi, bukan Nabi, tapi kita yang masih banyak hijab,” ujar Buya Yahya.
Buya Yahya mengatakan, mimpi bertemu Rasulullah itu adalah keindahan dari Allah SWT.
“Setan tidak bisa menjelma jadi Nabi dalam mimpi. Harus anda yakini, tapi kalau ada fisik yang kurang, maka itu mata hatimu yang jurang bersih,” kata Buya Yahya.
“Semoga Allah menghadirkan Nabi dalam mimpi kita,” ucap Buya Yahya.***
Artikel asli : pikiran-rakyat.com