Misteri Keislaman Patih Gajah Mada dan Kerajaan Majapahit

  • Share

Penelitian LHKP Muhammadiyah Yogyakarta
Banyak pula yang bertanya, apakah memang Gajah Mada beragama Islam? Viddy AD Daery tidak mengulas hal itu dalam Novelnya secara langsung, melainkan menyisipkan dalam beberapa dialog para pelaku utama dalam novel.

Namun menarik juga untuk merujuk kepada penelitian dan kajian Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pengurus Daerah Muhammadiyah Yogyakarta telah melakukan kajian ulang terhadap sejarah Majapahit.

Hasil kajian tersebut diterbitkan dengan judul Kesultanan Majapahit, Fakta Sejarah Yang Tersembunyi. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan, bahwa;

  1. Telah ditemukan koin emas Majapahit yang bertuliskan kata-kata ‘La Ilaha Illallah, Muhammad Rasulullah’.
  2. Batu nisan Syaikh Maulana Malik Ibrabim (Sunan Gresik) terdapat tulisan yang menyatakan bahwa beliau adalah seorang Qadhi (hakim agama Islam) kerajaan Majapahit.
  3. Lambang kerajaan Majapahit berupa delapan sinar matahari dengan beberapa tulisan arab yakni Sifat, Asma, Ma’rifat, Adam, Muhammad, Allah, Tauhid dan Dzat.
  4. Raden Wijaya pendiri kerajaan Majapahit besar kemungkinan seorang muslim. Beliau adalah cucu dari Prabu Guru Dharmasiksa, seorang Raja Sunda sekaligus ulama Islam Pasundan. Sedangkan neneknya merupakan seorang muslimah keturunan penguasa Kerajaan Sriwijaya.
  5. Patih Gajah Mada sebagai Patih kerajaan Majapahit yang terkenal dengan Sumpah Palapa juga seorang muslim. Nama aslinya adalah Gaj Ahmada. Setelah mengundurkan diri dari kerajaan, Patih Gaj Ahmada lebih dikenal dengan sebutan Syaikh Mada oleh masyarakat sekitar. Pernyataan ini diperkuat dengan bukti fisik yaitu pada nisan makam Gajah Mada di Mojokerto terdapat tulisan ‘La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah’.
  6. Bahwa pada 1253 M, tentara Mongol pimpinan Hulagu Khan menyerbu Baghdad. Timur Tengah pun berada dalam situasi konflik yang tidak menentu. Terjadilah eksodus besar-besaran (pengungsian) kaum muslim dari Timur Tengah. Mereka menuju kawasan Nuswantara (atau Nusantara) yang kaya akan sumber daya alamnya. Mereka menetap dan melanjutkan keturunan yang sebagian besar nantinya menjadi penguasa kerajaan-kerajaan di nusantara, termasuk kerajaan Majapahit.

Fakta tersebut menjelaskan, bahwa Gajah Mada dan Kerajaan Majaphit besar kemungkinan sudah menganut agama Islam. Bukti koin emas yang merupakan sebuah alat pembayaran resmi yang berlaku di sebuah wilayah kerajaan.

Maka sungguhlah mustahil jika dikatakan bahwa sebuah kerajaan Hindu memiliki koin yang bertuliskan kalimah Tauhid, sebagaimana juga batu nisan yang menandakan bahwa Agama Islam merupakan agama resmi kerajaan tersebut. Tidak pula mungkin, sebuah kerajaan non Muslim menggunakan lambang resmi bertuliskan kata-kata arab dan Al Quran.

Selain itu, meskipun Raden Wijaya bergelar Kertarajasa Jayawardhana (bahasa sansekerta), hal ini tidak lantas menjadikan seseorang itu otomatis pemeluk Hindu.

Gelar seperti ini masih digunakan oleh raja-raja Muslim Jawa zaman sekarang seperti Hamengkubuwono dan Paku Alam. Kerajaan Majapahit mencapai puncak keemasan pada masa Patih Gaj Ahmada, bahkan kekuasaannya sampai ke semenanjung Melayu (Malaka/Malaysia).

Membaca (draft) novel Misteri Gajah Mada Islam karya Viddy, kita seolah-olah terlibat dengan masa lalu pada sebuah kerajaan yang dibingkai dalam warna kemegahan dan kekuatan penyebaran Islam.

Viddy AD Daery berhasil membawa pembacanya hanyut dalam dialog, gerakan dan tingkah-laku tokoh dalam novelnya. Sebagai pembaca kita dibawa ke masa lalu yang megah dengan kekuatan agama Islam sungguh-sungguh ditonjolkan. Paling tidak, pembaca akan mempunyai kekuatan diri tentang penyebaran dan ketaatan penganut agama Islam.

Oleh: Ahada Wahyusari, Tanjung Pinang – Kepri
Dosen Universitas Maritim Raja Ali Haji

Sumber: fimadani.com

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *