Pendapat kedua ini lebih kuat
Dengan demikian, orang tidak berjilbab, bukan berarti puasanya batal. Namun, sudah pasti pahala puasanya tidak bisa sempurna
Bahkan,na’udzubillah, dikhawatirkan puasanya tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga
(Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
Allah Tidak Butuh Pada Puasanya
Kita meyakini amal soleh di bulan ramadhan, pahalanya dilipat gandakan. Dan kita juga perlu sadar bahwa perbuatan maksiat yang dilakukan manusia di bulan ramadha, dosanya juga dilipat gandakan
Ibnu Muflih menyebutkan keterangan gurunya, Taqiyuddin Ibnu Taimiyah,
Syaikh Taqiyuddin mengatakan, maksiat yang dilakukan di waktu atau tempat yang mulia, dosa dan hukumnya dilipatkan, sesuai tingkatan kemuliaan waktu dan tempat tersebut.
(al-Adab as-Syar’iyah, 3/430).
Orang yang melakukan maksiat di bulan ramadhan, dia melakukan dua kesalahan,
1.Melanggar larangan Allah
2.Menodai kehormatan ramdhan dengan maksiat yang dia kerjakan.
Karena itulah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi ancaman keras orang yang masih rajin bermaksiat ketika puasa
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.”
(HR. Bukhari 1903, Turmudzi 711 dan yang lainnya).
Response (1)