Rezeki merupakan kelengkapan yang pasti dikaruniakan oleh Allah SWT kepada mahluk hidup di dunia, khususnya manusia. Sebagaimana ajal, keberadaan rezeki manusia telah dijamin oleh Allah, tidak ada manusia hidup di dunia tanpa dilengkapi rezeki.
Lalu tahukah kamu, mengapa ada manusia yang memiliki banyak rezeki dan ada pula yang tidak. Itu semua ternyata dipengaruhi banyaknya dosa-dosa yang diperbuat manusia sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wassalam dalam hadist yang diriwayatkan Ibnu majah dalam Sunannya jilid II halaman 489 nomor 4087 dari jalur Ali bin Hasan.
Ali bin Hasan mendapatkan cerita dari Abdullah bin Isa, dari Abdullah bin Abil Ja’di dari Tsauban (budak yang dimerdekakan Rasulullah)
“Tidak dapat menambah usia kecuali kebaikan. Tidak bisa menolak ketentuan takdir kecuali doa. Sesungguhnya manusia kerap terhalang dari rezeki disebabkan oleh dosa yang dilakukannya,”.
Menurut para ulama, rezeki bukan hanya berupa uang semata melainkan apa saja yang bisa dimanfaatkan oleh manusia, meliputi makanan, ilmu pengetahuan, rumah, kendaraan, anak-anak, istri, suami, kesehatan, ketenangan dan segala sesuatu yang dirasa nikmat dan membawa manfaat bagi manusia.
Untuk mengatasinya, dianjurkan agar sering-seringlah baca istighfar dan kurangi perbuatan dosa. Namun, kadang ada orang yang sering berbuat dosa tanpa tobat, tapi masih kaya, hartanya berlimpah. Sementara Muslim yang tetap ibadah hanya mendapat rezeki yang pas-pasan.
Dalam menyikapi kondisi seperti ini, seorang Muslim tidak boleh iri dengan hal tersebut. Sebab nikmat seperti itu hakikatnya adalah nikmat yang semu:
Dari Uqbah bin Amir bahwa Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Jika kau melihat Allah memberi nikmat dunia -sesuai keinginannya- kepada seseorang atas perbuatan dosanya, maka hal itu adalah istidraj (kenikmatan semu yang berakhir musibah).
Sumber : sindonews.com