Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki banyak cara untuk menurunkan hidayah kepada hambaNya. Ada kalanya seorang hamba mendapat hidayah secara personal setelah ia mencari kebenaran. Ada kalanya di waktu bersamaan, banyak manusia mendapatkan hidayah sekaligus sehingga berbondong-bondong satu desa masuk Islam.
Kisah ini adalah contoh dari cara kedua. Satu desa masuk Islam. Penduduk desa berbondong-bondong masuk Islam setelah tantangan mereka tertaklukkan melalui wasilah doa ulama.
Kisah nyata ini terjadi di Kuwait, sekitar tahun 1995. Saat itu Ketua Jam’iyah Al ‘Aun Al Mubasyir Kuwait Syaikh DR Abdurrahman As Sumaith mendengar ada sebuah desa yang penduduknya menganut animisme.
Bersama beberapa dai, ia pergi ke desa tersebut untuk mendakwahi mereka. Program dakwah Jam’iyah itu tidak berjalan mulus. Ada sebuah tantangan yang dilontarkan oleh penduduk desa yang ternyata juga pernah didatangi oleh misionaris Nasrani
“Kami tidak suka dengan orang-orang Nasrani. Lalu engkau sekarang datang mengajak masuk Islam? Begini, kami sudah bertahun-tahun ini mengalami kekeringan. Tidak pernah turun hujan. Jika kamu bisa berdoa dan turun hujan, kami akan masuk Islam,” kata salah seorang tokoh desa.
Mendengar tantangan itu, Syaikh As Sumaith terenyuh. Ia menanggapi serius permintaan para penduduk desa yang sederhana itu.
“Ini adalah tantangan dari orang-orang yang mereka berpikir sederhana. Jika hujan turun, mereka meyakini agama ini benar. Jika hujan tidak turun, mereka menganggap agama ini tidak benar sebagaimana agama yang pernah datang kepada mereka.”
Lalu Syaikh pun mengangkat tangan ke langit. Ia berdoa sambil menangis. Memohon dengan penuh harap kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia sangat menginginkan mereka mendapatkan hidayah dan selamat dari neraka.
“Ya Allah… masalah ini tidak ada hubungannya denganku, akan tetapi ini adalah tantangan untuk agamaku. Janganlah engkau hinakan agama ini karena kesalahan yang aku lakukan,” kata Syaikh As Sumaith dalam doanya. Ia masih terus menangis bersama doa-doanya.
Ia yakin sangat mudah bagi Allah untuk menurunkan hujan. Ia hanya khawatir jika doanya tertolak karena dosa dan kesalahannya. Dan ia khawatir kalau hujan tidak turun, penduduk desa itu akan menganggap remeh agamaNya.
Doa itu ternyata tidak sia-sia. Beberapa jam kemudian hujan turun dengan lebatnya. Penduduk desa bersuka cita. Mereka memiliki keyakinan baru, “Inilah agama yang benar. Yang Tuhannya mengabulkan doa pemeluknya bahkan tidak menunggu lama.”
Akhirnya mereka berbondong-bondong masuk Islam. Satu desa masuk Islam, bersyahadat, “Asyhadu an laa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan rasuulullah.” [Muchlisin/BersamaDakwah]