“Beliau tahu kalau saya aktif di NU. Lalu dia berkeinginan untuk minta diarahkan. (Totok bertanya) mungkin nggak kalau (masuk Islam) di PBNU? (Dijawab) Oh insyaallah saya usahakan. Jadi beliau sendiri yang ingin mualaf di PBNU,” jelas Ustadz Khudhori.
Menurutnya, Totok sudah kerap melihat dan menilai bahwa para kiai di NU memiliki pemahaman Islam yang moderat, tidak ekstrem kanan dan kiri. Karena itulah Totok merasa nyaman dengan Ustadz Khudhori.
“Itu yang membuat saya merasa tenang. Beliau merasa lebih senang bisa ada di gedung (PBNU) ini,” ucap pria yang bergelar Magister Kesehatan Masyarakat (MKM) ini.
Selama ini, ia baru memperkenalkan tentang akidah Islam kepada Totok. Ia mengakui masih banyak hal yang harus diberikan untuk membimbing Totok agar lebih jauh mengenal Islam. Salah satunya adalah dibimbing untuk mampu membaca Al-Qur’an.
“Ke depan insyaallah akan saya bimbing, terutama pengenalan-pengenalan tauhid dan juga bagaimana membaca Al-Qur’an. Karena beliau pasti harus banyak mempelajari itu,” terang Ustadz Khudhori.
Hal yang lebih penting, menurutnya, adalah agar bagaimana keyakinan Totok terhadap Islam bisa kokoh dan istiqomah.
“Insyaallah terlebih lagi kekokohan dan istiqomah-nya itu bisa menjadikan beliau sebagai Muslim yang wasathiyah atau moderat. Biar bisa jadi teladan untuk yang lain. Harapan saya seperti itu,” pungkasnya.
Artikel asli : nu.or.id