Beberapa minggu kemudian putri Greta datang mengunjunginya dari Mesir. Tidak bertemu selama sekian tahun, ia pangling dengan perubahan yang tampak pada putrinya.
“Kami sudah tak bertemu selama beberapa tahun. Saya senang dan sekaligus terkejut melihatnya datang. Ia mengenakan hijab,” tuturnya.
Melihat putrinya berdiri di depan pintu dengan tampilan tersebut, Greta merasa kembali diingatkan akan doa yang dipanjatkan beberapa waktu lalu. Dalam hati ia seakan bertanya kepada dirinya, apakah ini jawaban yang diberikan kepadanya melalui putrinya.
Lebih lanjut Greta menceritakan sebuah peristiwa di sore hari saat melihat putrinya sedang menunaikan sholat. Posisinya sedang sujud, ia segera menutup pintu agar putrinya tidak terganggu ketika menjalankan ibadahnya itu. Tidak disangka, gambaran kilat putrinya saat sedang bersujud itu ternyata berhasil membuatnya terkesan.
“Melihatnya bersujud, saya seketika kembali mempertanyakan diri saya, apakah ini yang dikirim oleh Tuhan sebagai jawaban atas doa yang saya panjatkan?” ujarnya.
Kisah berlanjut hingga pada suatu malam, tepatnya setelah makan malam, akhirnya Greta memberanikan diri untuk mengetahui lebih dalam tentang kepercayaan putrinya. Ia tidak segan bertanya apakah putrinya itu masih pemeluk keyakinan yang sama dengannya saat ini. Sebuah jawaban ‘tidak’ ia dapatkan dari putrinya tersebut.
“Kami berbincang lama setelah itu. Ia kemudian membuka kitab Alquran dan buku catatannya, lalu menjelaskan semuanya kepada saya dengan detail. Saya hanya mendengarkannya. Tanpa sadar, air mata tiba-tiba mengalir deras. Saya menangis. Dari sinilah saya yakin bahwa ini yang dikirim Allah kepada saya sebagai jawaban atas doa-doa saya; meminta bimbingan-Nya pada kebenaran. Inilah kebenaran yang dimaksud, dan saya sepenuhnya yakin,” tegas Greta.
Ketika putrinya selesai menjelaskan, Greta seketika memeluknya sambil berurai air mata. “Mengapa tidak ada yang memberi tahu saya tentang ini sebelumnya,” ungkap Greta kemudian.
Di sana, setelah momen mengharukan itu, akhirnya Greta yakin untuk menjadi seorang mualaf. Ia merasa terharu dengan perjalanan panjangnya hingga mencapai usia tua untuk menemukan kebenaran. Ia mengaku bersyukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah menunjukkan kebenaran yang selama ini dicari.
Sumber : okezone.com