Hasil dari proses pemodelan komputer menunjukkan antara 30% hingga 99% awal air di Mars, masuk ke dalam mineral dan terkubur pada lapisan kerak planet.
Peneliti lainnya, Prof Bethany Ehlmann dari California Institute of Technology menjelaskan bahwa dengan mempelajari data dari misi Mars, maka semakin jelas bahwa hal ini sangat umum untuk menemukan bukti perubahan bentuk air.
“Ketika kerak mengalami perubahan, ini membutuhkan air dan menyimpannya di dalam mineral terhidrasi yang memiliki kandungan air di dalam struktur sehingga secara efektif akan terperangkap,” jelasnya.
Para ilmuwan dalam studi ini berpendapat bahwa kebanyakan air ini hilang pada rentang 4,1 hingga 3,7 miliar tahun lalu, atau yang sepanjang sejarah Mars dikenal sebagai Periode Noachian.
Perubahan Iklim Mars
Dr Michael Meyer, ilmuwan yang memimpin program eksplorasi NASA untuk Mars mengatakan, peran menyeluruh dari eksplorasi Mars adalah mengamati kandungan air, karena unsur ini memiliki peran penting dalam geologi, perubahan iklim dan kehidupan di sebuah planet.
“Ini adalah jurnal yang sangat penting untuk memahami berapa banyak air di Mars, bagaimana ini bisa lenyap dan ke mana alirannya sampai hari ini,” ujarnya.
Sementara itu, Dr Grindrod menambahkan bahwa penelitian ini menunjukkan bahwa ada banyak air, bahkan kemungkinan sebagian besar, yang sebenarnya terperangkap di dalam bebatuan Mars. Proses hidrasi mampu menyimpan volume air yang besar hingga jumlah yang setara dengan lapisan global sedalam satu kilometer.
“Meskipun kebanyakan air kemungkinan menghilang setelah sekitar satu hingga setengah miliar tahun setelah Mars terbentuk, kami melihat bukti mineral terhidrasi pada permukaan hari ini, di kawasan seperti kawah Jezero yang saat ini sedang dieksplorasi oleh robot penjelajah Perseverance,” terangnya.
Menurutnya, iklim awal Mars tetap menjadi satu topik paling penting dalam kajian ilmiah mengenai planet tersebut, dan penelitian ini akan membantu kita untuk memahami proses hilangnya air dari Mars.
Artikel asli : detik.com