Jawaban Gus Miftah Atas Isu Kiamat 15 Ramadhan

  • Share

ISU kiamat akan terjadi pada 15 Ramadhan 1441 H yang viral membuat umat cemas. Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, KH Miftah Maulana Habiburrahman atau yang populer dipanggil Gus Miftah punya jalan keluar yang tepat ketika prediksi tersebut terjadi.

Hal tersebut mengemuka kembali dalam sebuah sesi pengajian online di akun Instagram @gusmiftah, Jumat (24/4/2020). “Bener nggak Gus, kiamat akan terjadi 15 Ramadhan tahun ini?” ujar peserta pengajian bertanya.

Gus Miftah menjelaskan dengan bijak bahwa hari kiamat sudah pasti akan terjadi, namun soal kapan waktunya, hanya Allah SWT yang tahu. “Apakah benar terjadi 15 Ramadhan besok, kita lihat saja nanti. Pada tanggal itu kita adakan pengajian lagi kayak begini. Jadi andai kiamat benar-benar terjadi pada hari itu, kita tenang. Kita sedang beribadah ketika hari akhir itu datang,” ujar Gus Miftah.

Hanya saja tanda-tanda kiamat bisa diamati oleh manusia agar bersiaga. Seperti yang disebutkan dalam Alquran surat Ad Dukhan ayat 10 sampai 15 mengabarkan tentang salah satu peristiwa di akhir zaman, yakni kemunculan ad dukhan.

Allah Ta’ala berfirman:

فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِي السَّمَاءُ بِدُخَانٍ مُبِينٍ يَغْشَى النَّاسَ هَذَا عَذَابٌ أَلِيمٌ

“Maka tunggulah hari ketika langit membawa dukhan (kabut) yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih” (QS. Ad Dukhan ayat 10 – 11).

Tafsir Al Omam Al Qurthubi menjelaskan makna ad dukhan dalam tiga pendapat.

Pertama, ad dukhan adalah salah satu tanda hari kiamat yang belum terjadi. Di antara yang berpendapat demikian adalah Ali, Ibnu Abbas, Ibnu ‘Amr, Abu Hurairah, Zaid bin Ali, Al Hasan dan Ibnu Abi Mulaikah.

Kedua, ad dukhan adalah khayalan yang menimpa kaum Quraisy ketika mereka mengalami kelaparan ekstrem atas doa Rasulullah. Orang-orang pada masa itu seperti melihat dukhan (asap) di antara langit dan bumi. Ini adalah pendapat Ibnu Mas’ud.

Ketiga, ad dukhan adalah debu yang mengepul di hari Fathu Makkah, sehingga menutupi langit. Ini adalah pendapat Abdurrahman Al A’raj”

Tafsiran pertama adalah tafsiran sesuai makna dasar (rajih) oleh al Imam Ibnu Katsir rahimahullah. Ayat di atas juga menunjukkan akan adanya ad dukhan sebagai salah satu tanda hari kiamat. Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Hudzaifah bin Usaid radhiallahu’anhu.

Rasullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إنَّ السَّاعَةَ لا تَكُونُ حتَّى تَكُونَ عَشْرُ آيَاتٍ: خَسْفٌ بالمَشْرِقِ، وَخَسْفٌ بالمَغْرِبِ، وَخَسْفٌ في جَزِيرَةِ العَرَبِ وَالدُّخَانُ وَالدَّجَّالُ، وَدَابَّةُ الأرْضِ، وَيَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ، وَطُلُوعُ الشَّمْسِ مِن مَغْرِبِهَا، وَنَارٌ تَخْرُجُ مِن قُعْرَةِ عَدَنٍ تَرْحَلُ النَّاسَ

“Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian melihat sepuluh tanda: bencana penenggelaman manusia ke tanah di negeri barat, negeri timur dan di jazirah Arab, terjadi ad dukhan, munculnya dajjal, munculnya dabbah, munculnya Ya’juj dan Ma’juj, terbitnya matahari dari barat, munculnya api yang keluar cekungan Aden yang mengusir manusia” (HR. Muslim no.2901).

Ad dukhan bentuknya berupa asap yang jika mengenai orang yang beragama Islam maka mereka merasakan seperti pilek, sedangkan jika mengenai orang kafir akan keluar cairan dari kuping mereka dan merasakan kesakitan yang luar biasa.

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu, Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

يَأْتي النَّاسَ يَومَ القِيَامَةِ دُخَانٌ، فَيَأْخُذُ بأَنْفَاسِهِمْ حتَّى يَأْخُذَهُمْ منه كَهَيْئَةِ الزُّكَامِ

“Akan datang dukhan (asap) kepada manusia di hari kiamat, yang memasuki pernapasan mereka, sehingga mereka akan merasakan seperti pilek” (HR. Muslim no.2798).

Dari Abu Malik Al Asy’ari radhiallahu’anhu, Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إنَّ ربَّكم أنذرُكم ثلاثًا : الدُّخانُ يأخذُ المؤمِنُ كالزُّكْمَةِ ، ويأخذُ الكافرُ فينتفخُ حتَّى يخرُجَ من كلِّ مَسْمَعٍ منهُ ، والثَّانيةُ الدابَّةُ ، والثَّالثةُ الدَّجَّالُ

“Sesungguhnya Rabb kalian memperingatkan kalian dari tiga hal: asap yang jika mengenai orang Muslim maka mereka merasakan seperti pilek, sedangkan jika mengenai orang kafir maka mereka akan sesak nafas dan keluar cairan dari kuping mereka, kemudian yang kedua munculnya dabbah dan yang ketiga munculnya dajjal” (HR. Thabrani, dihasankan oleh Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya, 7/235).

Allah Ta’ala berfirman:

رَبَّنَا اكْشِفْ عَنَّا الْعَذَابَ إِنَّا مُؤْمِنُونَ

“(Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami azab itu. Sesungguhnya kami akan beriman” (QS. Ad Dukhan: 12)

Al Qurthubi rahimahullah menjelaskan: “Sebagian ulama mengatakan, maksud ayat ini, kaum Quraisy datang kepada Rasulullah kemudian mengatakan: jika Allah lenyapkan azab ini, kami akan masuk Islam. Kemudian ternyata mereka melanggar janji mereka. Qatadah mengatakan bahwa azab yang dimaksud dalam ayat ini adalah ad dukhan. Sebagian ulama mengatakan, maknanya adalah musibah kelaparan” (Tafsir Al Qurthubi).

Menilik Alquran dan hadits tersebut, Gus Miftah mengingatkan kembali jika saat ini yang terpenting adalah mengumpulkan bekal untuk menghadapi kiamat. “Taubat dan perbanyak amal saleh sehingga kita punya bekal,” tuturnya.

Gus Miftah yang berdiam di Sleman, Yogyakarta ini sekaligus mengingatkan, hendaknya jangan membuat informasi yang menambah kecemasan. “Kiamat itu sudah pasti datang. Soal kapan, itu hanya Allah yang tahu,” tegasnya.

Hikmah dari kejadian pandemi virus Corona yang berlangsung enam bulan terakhir ini, menurutnya, agar manusia memperbanyak amal sebagai bekal di akhirat. Seperti yang pernah disabdakan oleh Rasulullah:

لَا تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ.

“Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi Tuhan-Nya, hingga dia ditanya tentang lima perkara (yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan, dan dalam hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakan, dan apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya” (HR. at-Tirmidzi No. 2416)

Sumber : okezone.com

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *