Kumpulan ayat ruqyah merupakan bacaan yang dilafalkan tatkala melakukan proses penyembuhan melalui Alquran. Ruqyah sendiri adalah salah satu bentuk usaha dan doa kepada Allah SWT atas permohonan untuk berlindung.
Secara umum, proses ruqyah tersebut dilakukan oleh seorang ahli ruqyah yang mengetahui secara pasti mengenai setiap langkah-langkahnya. Sementara itu, seseorang yang diruqyah sendiri biasanya tengah mengalami gangguan seperti penyakit dan lain sebagainya.
Salah satu bacaan yang diucapkan pada saat itu adalah kumpulan ayat ruqyah. Artinya, terdapat beberapa ayat di dalam Alquran yang dapat dilafalkan untuk memohon petunjuk dan kesembuhan kepada Allah SWT.
Kumpulan ayat ruqyah tersebut dapat dilafalkan secara lantang ataupun cukup diucapkan dengan lirih. Melansir dari berbagai sumber, simak ulasan mengenai kumpulan ayat ruqyah berikut ini.
Tata Cara Ruqyah
Sebelum mengetahui kumpulan ayat ruqyah hingga bacaannya, penting bagi kita untuk memahami berbagai tata cara ruqyah itu sendiri.
Adapun tata caranya yakni sebagai berikut,
- Jika pasien lawan jenis, maka harus didampingi oleh mahramnya.
- Menggunakan pakaian bersih, tertutup, dan suci dari hadas besar serta kecil.
- Berwudhu terlebih dahulu.
- Merendahkan hati dan berpasrah diri kepada Allah SWT.
- Pasien harus bersih dari berbagai aksesoris yang menempel di tubuhnya seperti cincin, gelang, dan barang-barang lainnya.
- Pasien berbaring terlentang.
- Ahli ruqyah memegang ubun-ubun, lengan, atau kaki pasien.
- Jika lawan jenis, ahli ruqyah dapat menggunakan batang besi sebagai perantara.
- Ahli ruqyah membaca shalawat dan hamdalah.
- Jika terjadi reaksi pada pembacaan suatu ayat, maka ulangi terus ayat tersebut, hingga reaksi berhenti.
- Melakukan pemukulan kecil pada bagian yang menyakitkan, namun tidak mematikan.
- Ahli ruqyah menutup proses dengan hamdalah dan shalawat.
- Ahli ruqyah membaca ayat-ayat utama dengan fokus ke dalam air, lalu tiupkan.
- Bagi air menjadi dua.
- Air diminumkan kepada pasien.
- Sisanya lalu dipercikan ke ke wajah dan kepala pasien.
Kumpulan Ayat Ruqyah
Pertama, kumpulan ayat ruqyah yakni terdiri dari bacaan ta’awudz. Beberapa bacaan taawudz yang dapat dibaca yakni sebagai berikut,
Audzu billahi minasy syaithonir rojiim.
Artinya :
“Aku berlindung kepada Allah Subhanawata’ala dari setan yang terkutuk.”
atau
Audzubillahis sami il alim minasysyaithonirrojim.
Artinya :
“Aku berlindung pada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari godaan Syethan yang terkutuk.”
selanjutnya yakni membaca lafal berikut ini,
Allahumma inni audzubika minasysyaitha nirrajimi min hamzihi wanafkhihi wanafatsih.
Artinya:
“Wahai Tuhanku! Sesungguhnya aku berlindung dengan Engkau dari syetan yang terkutuk dari gurisan-gurisannya, dari tiupan-tiupannya dan dari hembusan-hembusannya.”
Kumpulan Ayat Ruqyah dalam Alquran
1. QS. Al-Fatihah ayat 1-7 (utama)
Bismillahir-rahmanir-rahim. alhamdu lillahi rabbil-‘alamin. ar-rahmanir-rahim. maliki yaumid-din. iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in. ihdinas-syiratal-mustaqim. Shiratallazina an’amta ‘alaihim gairil-maghdzubi ‘alaihim wa lad-dallin.
Artinya:
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
2. QS. Al-Baqarah ayat 1-5 (utama)
Alif lam mim. zalikal-kitabu la raiba fih, hudal lil-muttaqin. allazina yu`min?na bil-gaibi wa yuqimunas-salata wa mimma razaqnahum yunfiqun. wallazina yu`minuna bima unzila ilaika wa ma unzila ming qablik, wa bil-akhirati hum yuqinun. ula`ika ‘ala hudam mir rabbihim wa ula`ika humul-muflihun.
Artinya:
“Alif Lam Mim. Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Advertisement
3. QS. Al-Baqarah ayat 102, untuk pasien terkena sihir
Wattaba’u ma tatlusy-syayaiinu ‘ala mulki sulaiman, wa ma kafara sulaimanu wa lakinnasy-syayatina kafaru yu’allimunan-nasas-sihra wa ma unzila ‘alal-malakaini bibabila haruta wa marut, wa ma yu’allimani min ahadin hatta yaqula innama nahnu fitnatun fa la takfur, fa yata’allamuna min-huma ma yufarriquna bihi bainal-mar’i wa zaujih, wa ma hum bidarrina bihi min ahadin illa bi`iznillah, wa yata’allamuna ma yadurruhum wa la yanfa’uhum, wa laqad ‘alimu lamanisytarahu ma lahu fil-akhirati min khalaq, wa labi`sa ma syarau bihi anfusahum, lau kanu ya’lamun.
Artinya:
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman. Sulaiman itu tidak kafir tetapi setan-setan itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia yaitu Harut dan Marut. Padahal keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan, “Sesungguhnya kami hanyalah cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kafir.” Maka mereka mempelajari dari keduanya (malaikat itu) apa yang (dapat) memisahkan antara seorang (suami) dengan istrinya. Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan, dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Dan sungguh, mereka sudah tahu, barangsiapa membeli (menggunakan sihir) itu, niscaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat. Dan sungguh, sangatlah buruk perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir, sekiranya mereka tahu.”
4. QS. Al-Baqarah ayat 255-257, ayat kursi dibaca tiga kali. (utama)
Allahu la ilaha illa huw, al-hayyul-qayyum, la ta`khuzuhu sinatuw wa la na`um, lahu ma fis-samawati wa ma fil-ard, man zallazi yasyfa’u ‘indahu illa bi`iznih, ya’lamu ma baina aidihim wa ma khalfahum, wa la yuhituna bisyai`im min ‘ilmihi illa bima sya`, wasi’a kursiyyuhus-samawati wal-ard, wa la ya`uduhu hifzuhuma, wa huwal-‘aliyyul-‘azim.
la ikraha fid-din, qat tabayyanar-rusydu minal-gayy, fa may yakfur bit-taguti wa yu`mim billahi fa qadistamsaka bil-‘urwatil-wusqa lanfisama laha, wallahu sami’un ‘alim.
allahu waliyyullazina amanu yukhrijuhum minaz-zulumati ilan-nur, wallazina kafaru auliya`uhumut-tagutu yukhrijunahum minan-nuri ilaz-zulumat, ula`ika as-habun-nar, hum fiha khalidun.
Artinya:
“Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabesar.
Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
Allah pelindung orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka adalah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.”
5. QS. Al-Baqarah ayat 284-286 (utama)
Lillahi ma fis-samawati wa ma fil-ard, wa in tubdu ma fi anfusikum au tukhfuhu yuhasibkum bihillah, fa yagfiru limay yasya`u wa yu’azzibu may yasya`, wallahu ‘ala kulli syai`ing qadir.
amanar-rasulu bima unzila ilaihi mir rabbihi wal-mu`minun, kullun amana billahi wa mala`ikatihi wa kutubihi wa rusulih, la nufarriqu baina ahadim mir rusulih, wa qalu sami’na wa ata’na gufranaka rabbana wa ilaikal-masir.