Khadijah radhiyallahu’anha (RA) adalah saudagar yang kaya raya. Dua pertiga sumber daya ekonomi Mekkah dimiliki Khadijah al-Kubra,.
Nama lengkapnya, Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai. Beliau berasal dari kabilah Bani Asad dari suku Quraisy.
Suatu kali beliau merekrut pada pemuda untuk ikut meniagakan barang dagangannya. Salah satu pemuda itu adalah Muhammad.
Tidak seperti biasa, setelah pemuda berjuluk al-amin ini ikut menjual barang dagangannya, omsetnya meningkat pesat.
Semua dagangannya laris manis. Hal itu membuat Khadijah ingin tahu, siapa orang yang bertangan dingin itu.
Nabi Muhammad sudah berdagang sejak usia 9 tahun. Perdagangan lintas negara. Beliau berdagang ke negeri Syam.
Kini negeri Syam menjadi empat negara: Lebanon, Palesitna, Suriah, Yordania. Nenek moyang Nabi, suku Quraist adalah pedagang yang ulung.
Khadijah lahir di Mekah tahun 68 sebelum hijrah. Ia berasal dari keluarga bangsawan Quraisy.
Beliau dididik dengan akhlak mulia dan terhormat sebagai seorang wanita. Sehingga tumbuhlah ia dengan karakter yang kuat, cerdas, dan menjaga kehormatan.
Nasab Khadijah bertemu dengan nasab Nabi pada kakek kelima, Qushay.
Bertanyalah Khadijah kepada Maisaroh, pembantunya. “Siapa pemuda yang menjual tinggi itu?”
“Muhammad Al Amin,” jawab Maisaroh.
Khadijah pun mencari tahu siapa sejatinya pemuda itu, sampai kemudian ia merasa jatuh cinta. “Sampaikan kepada Muhammad, maukah dia menjadi suami saya?” ujar Khadijah kepada Maisaroh.
Pengasuh Pesantren Luhur Baitul Hikmah, Malang, Gus Ach Dhofir Zuhry, mengatakan kala itu, Khadijah melamar calon suaminya.
“Itu boleh,” katanya, pada acara Seri Kajian Tafsir Tematik di saluran Youtube NU Online dengan Tema: “Mahar Rasulullah Menikahi Khadijah“, Selasa (7/4/2020).