Rahasia Tawaf, Ini Alasan Mengapa Ka’bah Diputari Melawan Arah Jarum Jam

  • Share

Ka’bah (الكعبة) adalah sebuah bangunan di tengah-tengah Masjidil Haram Makkah, Arab Saudi. Tempat ini merupakan tempat paling disucikan sekaligus kiblat sholat bagi umat Islam di muka bumi.

Ka’bah juga disebut Baitul Haram (rumah suci), Baitullah (rumah Allah), Baitul-Atiiq (rumah tua), dan Awalul Bait (rumah pertama). Awalnya bangunan Ka’bah terdiri atas dua pintu dan letak pintunya berada di atas tanah, tidak seperti sekarang yang pintunya agak tinggi. Sejak Nabi Ibrahim ‘alahissalam hingga sepeninggal Rasulullah صلى الله عليه وسلم, Ka’bah telah mengalami banyak pemugaran.

Salah satu ibadah yang diperintahkan di Masjidil Haram adalah melakukan-Tawaf yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran. Thawaf merupakan salah satu rukun haji dan umroh. Perintah untuk melakukan thawaf ini diabadikan dalam Al-Qur’an:

ثُمَّ لْيَقْضُوا تَفَثَهُمْ وَلْيُوفُوا نُذُورَهُمْ وَلْيَطَّوَّفُوا بِالْبَيْتِ الْعَتِيقِ

Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah).” (Al-Hajj Ayat 29)

Muncul pertanyaan, mengapa Ka’bah diputari 7 kali melawan arah jarum jam? Mari kita simak ulasan Noriagaa dan Archenarh (dua warga Amerika keturunan Arab) dalam bukunya “The Diary of Dajjal”.

Di dalam Film “Wizard of Oz versi 1978” terlihat Kota Zamrud (Emerald City) yang terhubung dengan New York. Ketika sampai di ujung jembatan kuning, Darfy dan teman-temannya harus melewati pintu yang berbentuk lingkaran. Dari balik pintu itu terlihat tiga buah piramida. Di antara piramida itu terdapat pilar yang mirip dengan menara WTC, dan di bagian tengahnya terdapat patung bola yang merupakan representasi dari Ka’bah.

Penduduk Oz menari mengelilingi bola tersebut dengan mengenakan pakaian futuristik. Dari balik bola tersebutlah kita melihat dunia Oz. Dunia itu merupakan simbol dari Dewa Pan dan Aiwass, sekaligus tempat terbukanya gerbang bintang (stargate).

Mengapa Sphere menjadi representasi dari Ka’bah? Apakah sekali lagi mereka berusaha menantang Tuhan? Atau mereka menandai kehancuran Ka’bah yang berarti datangnya Hari Kiamat. Berikut ini informasi menarik yang perlu diketahui umat Islam.

Ada beberapa poin kunci energi di bumi. Ketika dua ley lines saling bersinggungan, atau ketika energi menujukkan bentuknya di muka bumi, energi itu berputar membentuk spiral dengan gerakan searah jarum jam. Secara terus menerus, kita pun mengeluarkan energi, bahkan emosi dan pemikiran yang kita miliki juga merupakan bentuk pergerakan energi.

Meskipun begitu, ada sesuatu yang berbeda dengan Ka’bah. Ka’bah adalah satu-satunya bangunan yang dilewati oleh garis energi paling banyak. Itu sebabnya Ka’bah adalah titik energi terbesar di muka bumi. Tapi itu bukan satu-satunya alasan mengapa mereka memilih Ka’bah.

Tidak sulit untuk memahami alasannya, karena bangunan itu merupakan tempat yang paling banyak dikunjungi di dunia. Tetapi energi di Ka’bah berputar dengan gerakan yang berbeda. Energi tersebut bergerak melawan arah jarum jam. Itu sebabnya umat muslim diperintahkan Allah untuk memutari Ka’bah dengan arah berlawan jarum jam.

Jadi, sekarang saatnya untuk menempatkan keyakinan dan pehatian kita kepada satu-satunya Tuhan, Allah ‘Azza wa Jalla, Sang Pencipta segala yang ada di bumi beserta seluruh alam semesta. Dia lebih besar dari apa pun yang bisa dibandingkan oleh pikiran kita.

Mengapa umat Islam diperintahkan mengelilingi Ka’bah 7 kali? Masing-masing putarannya berlawanan arah dengan jarum jam. Kenapa demikian?

Kita terikat melalui jarak dan waktu. Jika seseorang ingin meninggalkan dimensi ini, maka dia harus melepaskan diri dari waktu dan jarak. Jadi, ketika kita mengunjungi Ka’bah dan melakukan putaran yang berlawanan dengan arah jarum jam, apa sebenarnya maksud dari ritual itu?

Semua ritual itu dilakukan untuk membantu kita menyucikan jiwa dan diri kita agar bisa melepaskan diri dari jarak dan waktu. Sehingga kita bisa menyentuh sesuatu yang sangat unik, sangat indah, dan sangat kuat. Sesuatu yang mengubah hidup kita selamanya.

Jika tidak percaya, tanyalah kepada mereka yang sudah pernah mengunjungi Ka’bah. Apa yang mereka rasakan dan bagaimana hidup mereka berubah setelah saat itu. Jika berputar mengelilingi Ka’bah membantu kita untuk menyucikan dan melepaskan diri (paling tidak secara spiritual) dari dunia ini. Mengapa melakukannya sebanyak tujuh kali? Jelas sekali ada hikmah dibalik semua ini.

Semua itu berhubungan dengan tujuh planet spiritual di alam semesta (seven spiritual planets). Kita harus menjernihkan beberapa hal terlebih dulu sebelum melanjutkan pembahasan. Ketika membahas masalah Ka’bah, poin penting yang harus kita komunikasikan adalah sebagai berikut, di dalam Islam dan Al-Qur’an diajarkan bahwa jika manusia menyatu dengan jin dan berbuat dosa atau murtad dari ajaran Allah, maka Allah akan kehilangan satu butir atom dari kerajaannya.

Dan jika manusia dan jin mendedikasikan seluruh hidupnya untuk berdoa dan menyembah Allah Yang Maha Esa, maka Allah akan mendapatkan satu butir atom di kerajaan-Nya. Apakah hikmah yang terkandung di dalam filosofi itu?

Filosofi itu mengajarkan kita bahwa bukan Allah yang membutuhkan semua amalan kita, penyembahan kita, atau doa kita. Justru kitalah yang membutuhkan amalan, penyembahan, atau doa tersebut. Kitalah yang membutuhkan Allah, bukan sebaliknya.

Jika kita bisa memahami filosofi tersebut, maka kita akan bisa menghargai doa dan apa makna dibaliknya, yang sebenarnya adalah untuk memberi pencerahan kepada kita.

Misalnya saja Ka’bah. Semua umat muslim diwajibkan untuk melakukan ibadah haji sekali seumur hidup dan itu termasuk salah satu dari lima rukun Islam. Semua umat muslim bisa menerima ajaran tersebut, dan sebagian besar dari mereka menjalankannya tanpa keraguan. Inilah inti dari sebuah keyakinan.

Ketika kita mengunjungi Ka’bah dan memutarinya sebanyak tujuh kali, inti dari ritual itu bukanlah kita menyembah batu, atau rumah, atau Ka’bah itu sendiri. Ka’bah adalah kiblat atau titik utama yang menyatukan seluruh umat Islam dan tempat kita memfokuskan seluruh energi ketika berdoa kepada Allah. Dan ritual tersebut sebenarnya adalah penyembahan terhadap Allah.

Jika Ka’bah tidak ada di tempatnya sekarang, seluruh umat Islam tetap akan berdoa ke titik itu. Karena tempat itu dalah titik pemersatu, yang menjadi kiblat seluruh umat Islam ketika menghadap kepada Sang Pencipta.

Jika datang mengunjungi dan memutari Ka’bah tidak membuat kita terlepas dari waktu dan jarak, namun faktanya energi yang terdapat di Ka’bah adalah energi terkuat di dunia dan berputar berlawanan arah dengan jarum jam.
Kita berputar dengan searah dengan energi tersebut, maka kita telah mensucikan diri kita sendiri dan mencapai tingkat spiritualitas yang jarang sekali dialami di tempat mana pun di muka bumi.

Fakta bahwa kita melakukannya sebanyak tujuh kali karena kita tahu bahwa ada tujuh lapisan langit dan tujuh planet. Kita bisa berkesimpulan bahwa masing-masing putaran membawa kita melewati lapisan langit, sehingga kita bisa mencapai kesempurnaan sejati secara spiritual.

Secara esensi, setiap orang tanpa merendahkan keyakinan apa pun, jika mendedikasikan penyembahannya hanya kepada Allah dan satu-satunya Pencipta, maka ia sudah berada di jalur yang tepat.

Ka’bah Sejajar dengan Baitul Makmur
Ada satu rahasia kemuliaan Ka’bah. Ketika Nabi صلى الله عليه وسلم diperjalankan Isra Miraj, sesampainya di langit ketujuh, beliau melihat Baitul Makmur. Ketika mengisahkan peristiwa Isra Miraj ini, beliau mengatakan:

“Kami mendatangi langit ketujuh. Lalu aku mendatangi Nabi Ibrahim, aku memberi salam kepadanya dan belia menyambut, “Selamat datang putraku sang Nabi.” Lalu aku melihat Baitul Makmur. Akupun bertanya kepada Jibril lalu Jibril berkata:

“Ini adalah Baitul Makmur, setiap hari, tempat ini dikunjungi 70.000 Malaikat untuk melakukan sholat di sana. Setelah mereka kaluar, mereka tidak akan kembali lagi ke tempat ini.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

At-Thabari menyebutkan riwayat yang mursal dari Qatadah (ulama tabi’in), beliau mengatakan: Nabi pernah bersabda di hadapan para sahabatnya: “Tahukah kalian, apa itu Baitul Makmur?” jawab beliau, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”

Lalu beliau menjelaskan: “Baitul Makmur adalah bangunan masjid di langit, tepat di bawahnya adalah Ka’bah. Andai masjid ini jatuh, dia akan jatuh di atas Ka’bah.” (Tafsir at-Thabari 22/456. Riwayat ini juga dikutip Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, 7/429).

Wallahu A’lam

Artikel asli : sindonews.com

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *