Sederhana, Begini Ciri-ciri Orang Terbaik dan Terburuk Menurut Rasulullah SAW

  • Share

Jadilah salah satu orang yang paling baik 

Bukan mereka yang rupawan, bukan mereka yang punya kekayaan luar biasa. Ciri-ciri orang yang paling baik dan buruk sangat sederhana acuannya bagi Rasulullah SAW. 

Semua umat Islam tentu ingin menjalankan ibadah dengan sebaik mungkin dan berupaya untuk memenuhi ciri-ciri sebagai orang yang paling baik.

Dengan begitu, mereka juga perlu untuk menjauhi ciri-ciri yang justru membuat mereka mendapatkan predikat paling buruk.

Rasulullah SAW dalam hal ini memberikan penjelasan tentang siapa yang bisa mendapatkan predikat paling baik dan paling buruk menurutnya.

Sebelum membahas kesana, kita sebagai manusia tahu bahwa waktu adalah sesuatu yang sangat penting dan berharga. Apalagi kita sadar bahwa waktu yang terlewat tak akan pernah kembali.

Saking pentingnya waktu, Allah SWT sering berfirman dan menyebut pentingnya hal ini dalam berbagai ayatnya.

وَالْعَصْرِۙ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, nasihat-menasihati dengan kebenaran, serta nasihat-menasihati dalam kesabaran” (QS al-Ashr [103]: 1-3).

Begitu besarnya nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya. Di antara karunia Allah yang paling berharga bagi manusia adalah usia, waktu, dan juga kesempatan hidup.

Dengan ketiga hal itu manusia bisa berkarya, mengukir prestasi, beribadah, dan meraih kebahagiaan tak hanya di dunia tapi juga di akhirat.

Orang Barat berkata bahwa waktu adalah uang (time is money). Sedangkan bangsa Arab mengibaratkan waktu laksana pedang yang jika tidak ditebas ia akan menebas, Islam mengajarkan waktu adalah kehidupan.

Oleh sebab itu penting untuk tak menyia-nyiakan waktu yang telah diberikan.

Sumpah Allah dengan keseluruhan waktu menjadi petunjuk atas hal tersebut. Dalam Alquran Allah bersumpah dengan waktu fajar, subuh, dhuha, siang, asar, dan malam.

Di samping untuk menunjukkan tanda-tanda kekuasaan-Nya, sumpah Allah dengan waktu merupakan isyarat agar manusia mempergunakan waktu yang dimilikinya dengan optimal.

أنَّ رجلًا قالَ : يا رسولَ اللَّهِ أيُّ النَّاسِ خيرٌ ؟ قالَ : مَن طالَ عمرُهُ ، وحَسنَ عملُهُ ، قالَ : فأيُّ النَّاسِ شرٌّ ؟ قالَ : مَن طالَ عمرُهُ وساءَ عملُهُ

Ketika Rasulullah SAW ditanya, “Siapa manusia terbaik?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang usianya dan baik amalnya.” Beliau kembali ditanya, “Lalu siapa manusia terburuk?” Jawab Rasul, “Orang yang panjang usianya tetapi jelek amalnya.” (HR at-Tirmidzi).

Oleh sebab itu, generasi saleh terdahulu begitu menghargai waktu yang dimilikinya. Usia singkat yang Allah karuniakan pada mereka benar-benar dimanfaatkan untuk beramal sebanyak-banyaknya.

Salah satunya adalah sahabat yang bernama Sa’ad ibn Mu’adz. Ia masuk Islam pada usia 30 tahun dan meninggal di usia 37 tahun.

“Singgasana Tuhan berguncang karena kematian Sa’ad ibn Mu’adz,” begitu komentar Rasulullah atas kematian Sa’ad.

Meski hanya tujuh tahun memeluk agama Islam, ia telah memberikan kontribusi besar dalam jihad dan dakwah Islam.

Contoh lainnya, Imam Nawawi yang berusia tidak lebih dari 40 tahun, tetapi berhasil menulis sebanyak 500 buku. Salah satunya kitab Riyadhus Shalihin yang telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia.

Lewat karya-karya dan jasa yang diberikannya tersebut, hidup mereka membentang hingga akhir zaman, jauh melampaui usia hidupnya.

Mereka itulah teladan umat yang mampu meresapi keluhuran ajaran Nabi SAW dalam sabdanya:

لا تَزُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَدَمَا عَبْدٍ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ جَسَدِهِ فِيمَا أَبْلاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ مَاذَا عَمِلَ فِيهِ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ أَخَذَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ

“Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat nanti sehingga ia ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, masa mudanya untuk apa dipergunakan, ilmunya dalam hal apa ia amalkan, dan hartanya dari mana ia peroleh dan kemana ia belanjakan.” (Hadits sahih Riwayat At Tirmidzi dan Ad Darimi)

Semoga kita semua bisa menjadi salah satu dari golongan orang yang paling baik menurut Rasulullah SAW. Aamiin ya robbal alamiin.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *