Surga yang Dihuni Adam-Hawa Sama dengan Surga Muslim Kelak?

  • Share

Alquran menjelaskan kisah penciptaan manusia pertama, Nabi Adam AS. Setelah diciptakan, Adam dan Hawa ditempatkan dalam surga-Nya. Dalam bahasa Arab, surga diistilahkan sebagai al-Jannah.

Mungkin, sebagian kalangan akan bertanya-tanya, bilakah ada perbedaan antara surga tempat tinggal leluhur umat manusia itu dan surga tempat kembalinya orang-orang beriman kelak sesudah hari kiamat?

Ustadz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan perihal kedua surga itu dalam acara diskusi virtual yang diadakan Nusantara Foundation, sebagaimana dikutip dari dokumentasi Harian Republika.

Menurut UAH, surga yang dihuni Nabi Adam dan Hawa kala itu berbeda dengan surga yang akan dihuni manusia beriman yang diridhai-Nya kelak.

Mohon dicatat, surga yang dimaksud itu bukan surga yang akan kelak kita masuki, ujar pendiri Quantum Akhyar Institute itu saat menjadi pembicara webinar bertema “Alquran Sebagai Solusi Kehidupan Manusia” yang diikuti Republika.

Keadaan surga yang kelak dimasuki orang-orang yang diridhai-Nya, lanjut UAH, telah dijelaskan dalam Alquran dan hadits Nabi Muhammad SAW. Surga itu tidak pernah terlihat, terdengar, dan bahkan terpikirkan dalam benak manusia sedikit pun. Berbagai kenikmatan dalam surga itu memang disebutkan dalam banyak ayat di Alquran. Namun, bagaimana gambarannya tak pernah terlintas dalam lamunan atau imajinasi orang.

“Dan yang paling menarik (di surga nanti) tidak ada perintah dan larangan lagi. Semua hanya kenikmatan,” ujar dia.

Adapun surga yang dihuni Nabi Adam dan Hawa menjadi tempat pelatihan bagi kedua insan tersebut. Ya, ada ujian di dalamnya. Allah memerintahkan pasangan suami-istri itu agar tidak mendekati pohon tertentu.

Dalam surat al-Baqarah ayat 35, perintah Allah SWT itu sangat jelas, yaitu sebagai berikut:

وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ “Dan Kami berfirman, `Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu, (tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zalim!’

Iblis kemudian berhasil mengelabui Adam dan Hawa sehingga keduanya melanggar perintah Allah. Sebelum menjadi musuh manusia, iblis adalah semata-mata makhluk dari bangsa jin. UAH mengatakan, hal itu ditegaskan dalam surah al-Kahfi ayat 50.

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ ۗ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ ۚ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلًا

“ Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, ‘Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.’”

Ketika iblis mulai menggoda dan menebarkan kefasikannya kepada Adam dan Hawa, ia pun disebut dengan diksi setan, sebagaimana firman Allah dalam surah al-Baqarah ayat 36.

فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ ۖ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَىٰ حِينٍ “Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman, ‘Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.'”

Artikel asli : republika.co.id

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *