Yajuj Majuj, Apakah Fakta atau Mitos Belaka?

  • Share

Yajuj dan Majuj adalah dua suku atau bangsa yang akan muncul pada akhir zaman. Mereka dikisahkan memiliki kekuatan sebagai perusak dan penghancur kehidupan di muka bumi.

Namun, apakah dua bangsa ini hanya sebuah mitos atau fakta? Seorang peneliti di Al Azhar, Dr Abu Yazid, menjelaskan Yajuj dan Majuj adalah dua bangsa besar yang di dalamnya terdapat banyak orang, dan mereka adalah contoh nyata dari kerusakan dan kaum perusak di dunia dan di akhirat. Allah SWT berfirman:

قَالُوا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَىٰ أَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا “Mereka berkata, “Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Yajuj dan Majuj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?” (QS Al Kahfi 94).

Menurut Abu Yazid, Yajuj dan Majuj, di dunia mengalami deportasi dan pengusiran, serta diasingkan dari manusia dengan bendungan yang tidak dapat ditembus, dan itu bukan bendungan imajiner seperti klaim bodoh, melainkan bendungan yang benar-benar dibangun dari besi dan cairan tembaga. Dalam ayat selanjutnya di surat Al Kahfi, Allah SWT berfirman:

قَالَ مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ فَأَعِينُونِي بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا * آتُونِي زُبَرَ الْحَدِيدِ حَتَّى إِذَا سَاوَى بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ قَالَ انْفُخُوا حَتَّى إِذَا جَعَلَهُ نَارًا قَالَ آتُونِي أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا * فَمَا اسْطَاعُوا أَنْ يَظْهَرُوهُ وَمَا اسْتَطَاعُوا لَهُ نَقْبًا”

“Dzulkarnain berkata, “Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi.”

Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain, “Tiuplah (api itu).”  Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata, “Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu. Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya.” (QS Al Kahfi 95-97).

Abu Yazid kemudian menjelaskan tentang hukuman bagi mereka di akhirat. Dia mengutip hadits yang diriwayatkan dari Abu Said Al Khudri, Nabi SAW bersabda:

” يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : يَا آدَمُ ، فَيَقُولُ: لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ ، وَالخَيْرُ فِي يَدَيْكَ، فَيَقُولُ: أَخْرِجْ بَعْثَ النَّارِ، قَالَ: وَمَا بَعْثُ النَّارِ؟ قَالَ: مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعَ مِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ، فَعِنْدَهُ يَشِيبُ الصَّغِيرُ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى، وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ”. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ؛ وَأَيُّنَا ذَلِكَ الوَاحِدُ؟ قَالَ: \”أَبْشِرُوا؛ فَإِنَّ مِنْكُمْ رَجُلًا وَمِنْ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ أَلْفًا”

“Allah SWT berfirman, “Wahai Adam.” Nabi Adam ‘alaihissalam menjawab, “Labbaika, kemuliaan milik-Mu dan segala kebaikan berada di tangan-Mu.” Kemudian Allah berfirman, “Keluarkanlah utusan neraka.” Adam bertanya, “Apa yang dimaksud dengan utusan neraka? (berapa jumlahnya?).”

Allah berfirman, “Dari setiap seribu, sembilan ratus sembilan puluh sembilan dijebloskan neraka!, Ketika perintah ini diputuskan, maka anak-anak belia menjadi beruban, dan setiap wanita hamil kandungannya berguguran dan kamu lihat manusia mabuk padahal mereka tidaklah mabuk akan tetapi (mereka melihat) siksa Allah yang sangat keras.” (QS Al Hajj 2),

Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, adakah diantara kami seseorang yang selamat?” Beliau bersabda, “Bergembiralah, karena setiap seribu yang dimasukkan neraka, dari kalian cuma satu, sedang Sembilan ratus sembilan puluh sembilannya dari Yajuj dan Majuj.”

Abu Yazid menunjukkan bahwa masih banyak kaum perusak yang masih hidup di belakang bendungan tersebut, yang lokasinya hanya diketahui Allah SWT. Dalam hadits disebutkan:

إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ يَحْفِرُونَ كُلَّ يَوْمٍ حَتَّى إِذَا كَادُوا يَرَوْنَ شُعَاعَ الشَّمْسِ قَالَ الَّذِي عَلَيْهِمْ ارْجِعُوا فَسَنَحْفِرُهُ غَدًا فَيُعِيدُهُ اللَّهُ أَشَدَّ مَا كَانَ حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ مُدَّتُهُمْ وَأَرَادَ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَهُمْ عَلَى النَّاسِ حَفَرُوا حَتَّى إِذَا كَادُوا يَرَوْنَ شُعَاعَ الشَّمْسِ قَالَ الَّذِي عَلَيْهِمْ ارْجِعُوا فَسَتَحْفِرُونَهُ غَدًا إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى وَاسْتَثْنَوْا فَيَعُودُونَ إِلَيْهِ وَهُوَ كَهَيْئَتِهِ حِينَ تَرَكُوهُ فَيَحْفِرُونَهُ وَيَخْرُجُونَ عَلَى النَّاسِ فَيُنْشِفُونَ الْمَاءَ وَيَتَحَصَّنُ النَّاسُ مِنْهُمْ فِي حُصُونِهِمْ

Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Yajuj dan Majuj membongkarnya setiap hari, sampai ketika mereka hampir melihat cahaya matahari. Pemimpin mereka berkata, ‘Kita pulang, kita teruskan besok’. Lalu Allah mengembalikannya lebih kuat dari sebelumnya. Ketika masa mereka telah tiba dan Allah ingin mengeluarkan mereka kepada manusia, mereka menggali, ketika mereka hampir melihat cahaya matahari, pemimpin mereka berkata, ‘Kita pulang, kita teruskan besok Insya Allah Taala’.

Mereka mengucapkan Insya Allah. Mereka kembali ke tempat mereka menggali, mereka mendapatkan galian seperti kemarin. Akhirnya mereka berhasil menggali dan keluar kepada manusia. Mereka meminum air sampai kering dan orang-orang berlindung di benteng mereka.” (HR Ibnu Majah).

Artikel asli : republika.co.id

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *