Yajuj Majuj, Apakah Fakta atau Mitos Belaka?

  • Share

“Allah SWT berfirman, “Wahai Adam.” Nabi Adam ‘alaihissalam menjawab, “Labbaika, kemuliaan milik-Mu dan segala kebaikan berada di tangan-Mu.” Kemudian Allah berfirman, “Keluarkanlah utusan neraka.” Adam bertanya, “Apa yang dimaksud dengan utusan neraka? (berapa jumlahnya?).”

Allah berfirman, “Dari setiap seribu, sembilan ratus sembilan puluh sembilan dijebloskan neraka!, Ketika perintah ini diputuskan, maka anak-anak belia menjadi beruban, dan setiap wanita hamil kandungannya berguguran dan kamu lihat manusia mabuk padahal mereka tidaklah mabuk akan tetapi (mereka melihat) siksa Allah yang sangat keras.” (QS Al Hajj 2),

Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, adakah diantara kami seseorang yang selamat?” Beliau bersabda, “Bergembiralah, karena setiap seribu yang dimasukkan neraka, dari kalian cuma satu, sedang Sembilan ratus sembilan puluh sembilannya dari Yajuj dan Majuj.”

Abu Yazid menunjukkan bahwa masih banyak kaum perusak yang masih hidup di belakang bendungan tersebut, yang lokasinya hanya diketahui Allah SWT. Dalam hadits disebutkan:

إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ يَحْفِرُونَ كُلَّ يَوْمٍ حَتَّى إِذَا كَادُوا يَرَوْنَ شُعَاعَ الشَّمْسِ قَالَ الَّذِي عَلَيْهِمْ ارْجِعُوا فَسَنَحْفِرُهُ غَدًا فَيُعِيدُهُ اللَّهُ أَشَدَّ مَا كَانَ حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ مُدَّتُهُمْ وَأَرَادَ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَهُمْ عَلَى النَّاسِ حَفَرُوا حَتَّى إِذَا كَادُوا يَرَوْنَ شُعَاعَ الشَّمْسِ قَالَ الَّذِي عَلَيْهِمْ ارْجِعُوا فَسَتَحْفِرُونَهُ غَدًا إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى وَاسْتَثْنَوْا فَيَعُودُونَ إِلَيْهِ وَهُوَ كَهَيْئَتِهِ حِينَ تَرَكُوهُ فَيَحْفِرُونَهُ وَيَخْرُجُونَ عَلَى النَّاسِ فَيُنْشِفُونَ الْمَاءَ وَيَتَحَصَّنُ النَّاسُ مِنْهُمْ فِي حُصُونِهِمْ

Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Yajuj dan Majuj membongkarnya setiap hari, sampai ketika mereka hampir melihat cahaya matahari. Pemimpin mereka berkata, ‘Kita pulang, kita teruskan besok’. Lalu Allah mengembalikannya lebih kuat dari sebelumnya. Ketika masa mereka telah tiba dan Allah ingin mengeluarkan mereka kepada manusia, mereka menggali, ketika mereka hampir melihat cahaya matahari, pemimpin mereka berkata, ‘Kita pulang, kita teruskan besok Insya Allah Taala’.

Mereka mengucapkan Insya Allah. Mereka kembali ke tempat mereka menggali, mereka mendapatkan galian seperti kemarin. Akhirnya mereka berhasil menggali dan keluar kepada manusia. Mereka meminum air sampai kering dan orang-orang berlindung di benteng mereka.” (HR Ibnu Majah).

Artikel asli : republika.co.id

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *