Jangan pernah mengukur ilmu orang lain. Jangan pernah mencela ibadah orang lain. Jangan pernah membicarakan hijrahnya orang lain apalagi mencibirnya.
Perbaiki saja ibadahmu dihadapan Allah, permalukan dirimu di hadapan Allah, jangan pernah merasa hebat dengan ibadahmu.
Jangan pernah membid’ahkan memandang buruk ibadahnya orang lain
Ingat ibadah yang diterima Allah ibadah yang hatinya selamat, selamat dari berkata keji dan selamat dari dengki dan sombong.
Karena manusia itu sejatinya tak punya ilmu apapun tak ada yang hebat tetapi karena Allah yang Maha hebat dengan segala ilmunya. Jangan pernah mencibir hijrah orang lain jika hijrahmu saja tidak mampu membuatmu mengendalikan lisanmu.
Ilmu dan iman beda tempatnya
Ilmu adanya di kepala di otak, karena manusia punya pikiran dengan ilmunya masing-masing. Tetapi iman adanya di hati, dan malu serta takut adalah bagian dari iman.
Yang berilmu belum tentu beriman ? (karena ilmunya menjadikan dia manusia yang sombong ! Mengukur ilmu orang lain dan merendahkan orang lain).
Yang beriman sudah pasti berilmu ? (karena rasa malu dan takutnya itulah ilmunya, malu kepada Allah, malu merendahkan orang lain di hadapan Allah, dia merasa dirinya saja sangat-sangat belum baik di hadapan Allah, itulah ilmu dalam keimanan).
Maka beribadahlah kamu sekalian kepada Allah disertai kerelaan hati. Apabila engkau tidak bisa beribadah dengan hati yang rela maka bersabarlah atas sesuatu yang tidak engkau sukai, karena itu merupakan kebaikan yang banyak.
Bukankah padi semakin tinggi semakin merunduk ?
Belajar ilmu mengenali diri agar kita bisa mengenali Allah. “Man arofa nafsahu faqod arofa rabbahu”
Bagaimana bisa mengenali Allah kalau mengenali dirinya saja tidak bisa. Masih merasa lebih baik dari ilmu dan ibadah orang lain.
Sumber : bighio.com
