“Apakah engkau suka jika hal itu dilakukan kepada bibi-bibimu, saudari ayahmu?”
“Tidak, demi Allah wahai Rasulullah”
“Demikian juga orang lain, mereka tidak ingin hal itu menimpa bibi-bibi mereka.”
“Apakah engkau suka jika hal itu dilakukan kepada bibi-bibimu, saudari ibumu?”
“Tidak, demi Allah wahai Rasulullah”
“Demikian juga orang lain, mereka tidak ingin hal itu menimpa bibi-bibi mereka.”
Setelah pemuda tersebut menyadari bahwa tak ada seorang pun yang rela ibu, putri dan kerabatnya dizinai sebagaimana dirinya sendiri juga tidak rela jika hal itu terjadi pada ibu, putri dan kerabatnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lantas meletakkan tangan beliau kepada pemuda itu sambil mendoakannya:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ ذَنْبَهُ وَطَهِّرْ قَلْبَهُ وَحَصِّنْ فَرْجَهُ
“Ya Allah… ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya.”
“Setelah itu,” kata Abu Umamah yang menceritakan kisah pemuda tersebut dalam hadits, “pemuda tersebut tidak pernah melirik apapun.” Perbuatan zina menjadi hal yang paling dibencinya.
Dari kisah pendek ini dapat diketahui bahwa jika kita tidak direla ibu, saudari dan anggota keluarga dizinai apalagi diperkosa, begitu juga dengan orang lain.
Mereka tidak rela jika anggota keluarga mereka dizinai atau diperkosa oleh kita.
Demikian, semoga menjadi renungan untuk kita semua!
Sumber : wajibbaca.com