Mush’ab bin Umair: Pemuda Tampan dan Kaya yang ‘Membeli’ Akhirat

  • Share

Di zaman Nabi Muhammad, ada seorang pemuda yang tampan dan kaya raya. Pemuda tersebut adalah Mush’ab bin Umair. Ia dilahirkan di masa jahiliyah, 14 tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad.

Dikutip dari Kisah-kisah Orang Kaya yang Saleh karya Muhamad Yasir, Kedua orang tua Mush’ab adalah orang yang sangat kaya. Mereka sangat menyayangi anaknya tersebut. Mush’ab selalu mengenakan pakaian yang terbaik. Dia juga dikenal paling harum di Mekah, sehingga semerbak aroma parfumnya meninggalkan jejak di jalan yang ia lewati.

Sayangnya, Mush’ab bin Umair hidup di lingkungan jahiliyah yang akrab dengan penyembah berhala, pecandu khamr, hingga penggemar pesta dan nyanyian. Tetapi Allah memberi cahaya di hatinya, sehingga ia mampu membedakan mana agama yang lurus dan mana agama yang menyimpang.

Ketika ia mendengar nama Muhammad datang membawa Islam, dengan sendirinya ia mendatangi Rasulullah SAW tersebut di rumah Al-Arqam dan menyatakan keimanannya.

Suatu hari, Utsman bin Thalhah melihat Mush’ab bin Umair sedang beribadah kepada Allah SWT, maka ia pun melaporkan apa yang ia lihat kepada ibunda Mush’ab. Mengetahui putra kesayangannya meninggalkan agama nenek moyang, ibu Mush’ab kecewa sekali. Sang ibu lantas mengancam tidak akan makan dan minum sampai Mush’ab meninggalkan agamanya.

Saudara Mush’ab, Abu Aziz bin Umair, tidak tega mendengar apa yang akan dilakukan oleh Sang ibu. Lalu ia berujar, “Wahai ibu, biarkanlah ia (Mush’ab). Ia adalah seseorang yang terbiasa dengan kenikmatan. Kalau ia dibiarkan dalam keadaan lapar, pasti dia akan meninggalkan agamanya.” Kemudian Mush’ab ditangkap dan dikurung oleh keluarganya.

Hari demi hari, siksaan yang dialami Mush’ab kian bertambah. Ibunya yang dulu sangat menyayanginya, kini tega menyiksanya. Warna kulitnya berubah karena luka-luka siksa yang menderanya. Tubuhnya yang dulu berisi, mulai terlihat makin kurus.

Tidak itu saja, tidak ada lagi fasilitas kelas satu untuk Mush’ab. Pakaian, makanan, hingga minuman untuk Mush’ab, semuanya berubah.

Kisah Mush’ab bin Umair lanjut ke halaman berikutnya.

Zubair bin Awwam mengatakan, “Suatu ketika Rasulullah SAW sedang duduk dengan para sahabatnya di Masjid Quba. Lalu muncullah Mush’ab bin Umair dengan kain burdah (jenis kain yang kasar) yang tidak menutupi tubuhnya secara utuh. Orang-orang itu pun menunduk. Lalu Mush’ab mendekat dan mengucapkan salam. Mereka menjawab salamnya. Lalu Nabi memuji dan mengatakan hal yang baik-baik tentangnya.”

“Dan beliau bersabda, ‘Sungguh aku melihat Mush’ab tatkala bersama kedua orang tuanya di Mekah. Keduanya memuliakan Mush’ab dan memberinya berbagai macam fasilitas dan kenikmatan. Tidak ada pemuda-pemuda Quraisy yang semisal dengan dirinya. Setelah itu, ia tinggalkan semua itu demi menggapai ridha Allah SWT dan menolong Rasul-nya…” (HR. Hakim No. 6640).

Artikel asli : detik.com

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *